Kali
ini saya ingin share pengalaman tentang ¨Exchange¨ atau istilah di
bahasa kita terkenal dengan sebutan ¨pertukaran budaya ke negara
lain¨. Kali ini konteks yang ingin saya bahasa bukan hanya
menyangkut pertukaran pelajar saja tetapi konteksnya lebih luas
yaitu pertukaran budaya. Ada beberapa teman saya yang berkomentar
¨kamu ngapain exchange? atau habis duit berapa sih, atau wah
takut nanti biayanya mahal¨. Terlepas dari semua itu, mari saya
tekankan bahwa ¨Exchange tidak selalu harus menghabiskan uang
banyak, atau bila harus membayar dengan harga yang kamu pikir mahal
maka tolong buka kembali pikiran kamu. Mungkin kamu kurang
menjadi orang yang open minded sehingga berfikir bahwa biaya untuk
melakukan exchange itu mahal. Saya merasakan selama hampir 5 bulan
tinggal di Eropa melakukan kegiatan mengajar bahasa Inggris dan
bekerja di kantor untuk menjadi editor online, merupakan pengalaman
yang tidak bisa dibayar dengan harga berapapun itu.
Saya
dua bulan tinggal di Polandia dan mengajar bahasa Inggris ke orang
Polandia dari umur 10 tahun hingga 55 tahun, jadi bisa dibilang murid
saya mulai anak-anak hingga orang tua. Tantangannya tentu banyak
sekali karena beberapa murid saya ada yang hanya bisa mengucapkan ¨my
name is, thank you dan hello Good morning¨. Apa yang saya lakukan?
Ya saya memaksakan diri saya untuk belajar dan mengetahui bahasa
Polandia sehingga saat murid saya tahu saya bisa mengucapkan
beberapa kata dalam bahasa Polandia, mereka lebih tertarik untuk
belajar bahasa Inggris dengan saya. Ini salah satu bentuk dari saya
untuk mengapresiasi mereka sehingga dengan begitu mereka akan lebih
tertarik untuk belajar dengan saya karena saya pun sangat tertarik
dengan bahasa Polandia itu sendiri. Saya bahkan pernah diajak murid
saya untuk ke Tropical Island di Jerman dan saya tidak
mengeluarkan uang sepeserpun! Kenapa? Karena tujuan dia
mengajak saya adalah, dia hanya ingin praktek bahasa Inggris dengan
saya selama perjalanan, sehingga bisa dibilang dengan modal bahasa
Inggris, maka saya bisa traveling secara gratis. Naik mobil ke
Jerman dan disupiri murid saya merupakan pengalaman yang tidak akan
pernah saya lupakan. By the way bebebrapa kata di Polandia yang bisa
saya ucapkan adalah ¨przypawa do kurczaka (ini kata-kata favorit
saya!) kluc do kuchni, pralnia, dzien dobre, przepraszam,
dziekuje, prosze¨ dan masih ada beberapa.
Saya di Tropical Island bersama murid saya, istrinya dan anaknya yang masih kecil. |
Hal
menarik lainnya tentang pengalaman saya di Polandia adalah saya
tinggal di kota yang kecil sekali bernama Koszalin dengan
penduduk sekitar 100ribuan orang. Kota kecil ini terletak 10
kilometer dari laut Baltik, jadi berada di Polandia bagian utara
antara kota Gdansk dan Szczeczin. Banyak teman saya
dari Polandia Selatan yang bahkan tidak tahu dimana Koszalin
itu. Sebagai seorang muslim tentu saja saya harus beradaptasi disini
karena 99,99 % penduduknya beragama Kristen Katolik (Saya hanya
bertemu satu muslim penjual kebab di pusat kota hehehe). Makanan
halal pun tidak ada (kecuali kebab kali ya) tetapi saya alhamdulillah
bisa melalui semua dengan baik. Saat disini juga saya mulai belajar
memasak sendiri, mengatur finansial saya (gaji saya disini lumayan
gedhe lho hihihi), nyuci sendiri dan belajar hidup mandiri. Pokoknya
semua harus serba mandiri lah, sangat beda sekali saat saya masih
mahasiswa di Surabaya (Saya mahasisawa Unair, promosi nih
wkwkwk).
Craziness in Dom Studenta Koszalin (Adrian, Pawel, Me, Adrian) |
Koszalin saat bersalju |
Saat
saya pindah ke Jerman untuk melakukan hal baru yaitu bekerja di
kantor untuk menjadi editor online, tentu beda sekali pengalamannya
soalnya dari guru bahasa Inggris pindah ke pekerjaan kantor. Selain
itu saya juga pindah dari kota kecil di Polandia ke kota terbesar di
Jerman yaitu Berlin. Bisa dibayangkan atau dibandingkan
mungkin saat anda pindah kerjaan dari Wonogiri atau Pacitan
ke kota Jakarta hihihi. Dari sini saya bertemu beberapa rekan
kerja dari Jerman, Rusia, Ukraina, Turki, Prancis, Spanyol, Meksiko,
Argentina, Brazil, Italia dan tiga orang Indonesia. Apakah pekerjaan
saya menyenangkan? Jawabannya fifty-fifty. Terkadang menyenangkan
tetapi saat saya merasa bosan ya bosan tetapi pengalaman kerja di
Jerman membuat saya menjadi lebih mengerti dan bersyukur untuk
mendapatkan pengalaman ini. Betapa menyenangkan saat saya merasa
bosan dan pelarian saya adalah bertemu dengan teman-teman Jerman dan
berbagi cerita yang saling menginspirasi satu sama lain. Disini saya
bertemu juga anak Pakistan yang menceritakan detail tentang
Afghanistan dan Pakistan (sumpah ceritanya gaul banget dan
menginspirasi!). Selain itu di Berlin saya merasakan peradaban yang
sangat maju (saya memang anak desa jadi menurut saya Berlin itu
canggih ey). Transportasi lengkap mulai dari metro (kereta bawah
tanah), kereta atas tanah yang nyaman, tram, bus yang kadang tepat
waktu dan kadang telat, kereta dengan kecepatan 200km lebih,
konstruksi bangunan yang canggih dan beberapa peradaban Eropa yang
mengagumkan, semua terangkum di Berlin. Atmosfir kerja dan lingkungan
yang sangat internasional disini membuat saya mempunyai banyak
peluang untuk membangun banyak relasi, selain itu tentunya membuka
pemikiran saya menjadi lebih luas. Saya juga menjadi lebih bisa
menghargai waktu (tahu sendiri lah orang Jerman gimana) dan juga
hidup sangat mandiri. Rasanya sudah malu kalau minta duit ke mama
papa soalnya disini sudah dapat gaji yang alhamdulillah bisa
mencukupi kehidupan saya. Saya belajar banyak hal disini dan lebih
menghargai apa arti hidup dan pengalaman setelah bertemu berbagai
macam orang dari bermacam negara dan budaya.
Brandenburger Tor, ikon kota Berlin |
Ini
hanya sepenggal dari kisah saya selama melakukan ¨Exchange¨ di
Polandia dan Jerman. Saya sendiri merasakan sungguh berharganya
pengalaman ini dan saya tidak menyesal menginvestasikan uang saya
untuk pengalaman yang sangat mengagumkan ini. Bila orang
menginvestasikan banyak uang untuk bisnis, maka saya menginvestasikan
uang untuk masa depan saya melalui ¨Exchange¨ ini. Toh modal
akan balik karena saya disini digaji. By the way saya mengikuti
program exchange yang ditawarkan organisasi internasional AIESEC di
Local Committee AIESEC Surabaya. Jadi, jangan tunggu babibu, langsung
saja daftar untuk exchange dan rasakan sensasinya! Trust me it
works and worth!!!!!